Kadis Damkar Empat Lawang : Kita Butuh Pengertian Dan Kerjasama Masyarakat

Personil Dinas pemadam kebakaran Empat Lawang / photo win

Reporter : Afri Dwi Firdinanda
Editor      : @win

EMPAT LAWANG – Sejak tahun 2021 lalu Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kabupaten Empat Lawang berdiri sendiri dan terpisah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Empat Lawang, kini memiliki 150 personel dan 50 relawan yang tersebar di setiap zona.

Kepala Dinas Damkar Kabupaten Empat Lawang Evi Ferilina Susanti mengatakan, dalam menjalankan tugas pemadaman kebakaran dan penyelamatan, pihaknya membagi wilayah Kabupaten Empat Lawang menjadi lima wilayah (zona) kerja.

Lima zona kerja yang di maksud ialah Zona Tebing Tinggi ( Kecamatan Tebing Tinggi dan Kecamatan Saling), Zona Pendopo (Kecamatan Pendopo Induk dan Kecamatan Pendopo Barat), Zona Muara Pinang (Kecamatan Muara Pinang dan Kecamatan Lintang Kanan).

Setelah itu, Zona Ulu Musi (Kecamatan Ulu Musi, Kecamatan Talang Padang dan Kecamatan Sikap Dalam) dan Zona Paiker (Kecamatan Paiker).

Evi Ferilina mengatakan, terkait kendala yang di alami ada banyak salah satunya yaitu minimnya dukungan masyarakat ketika menjalankan tugas serta ketika tidak dalam menjalankan tugas.

“Namun, untuk sekarang ini Alhamdulillah, masyarakat sudah mulai terbuka. Kalau dulu Damkar datang itu dianggap ancaman dan dituntut banyak, dalan artian itu datang harus tepat waktu,” ucap Evi Ferilina saat ditemui di ruang tugasnya Senin (28/02/23).

Sambungnya, terdapat estimasi jarak dan waktu yang harus di tempuh dari tempat Damkar menuju lokasi kejadian, belum lagi saat ada telepon-telepon iseng itu sangat mengganggu.

“Damkar sudah datang tapi tak ada apa-apa, itu kan menggangu. Padahal seharusnya telpon itu untuk keadaan genting bukan untuk main-main,” Kata Evi Ferilina.

Ditambahkannya lagi, terkait sarana dan prasarana, Damkar di Kabupaten Empat Lawang sangat kurang dalam hal ini.

“Untuk saat ini banyak sarana dan prasarana yang dibutuhkan Damkar,” ujarnya.

Contohnya seperti ular masuk rumah, kucing masuk sumur, jari anak-anak tersangkut cincin dan sebagainya.

“Tugas banyak sedangkan sarana sedikit. Nah, semoga saja pemerintah peka mobil operasional saja itu baru 6, sedangkan ada 5 zona inginnya tiap zona itu minimal terdapat 2 mobil,” harapnya.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *