EMPAT LAWANG – Dengan kemajuan teknologi tidak berarti tradisi ditinggalkan. Di Paiker ada tradisi yang nama bcanang, sebuah tradisi yang dilakukan saat didesa ada kejadian atau kegiatan yang mesti disampaikan seperti gotong royong atau aguk dusun.
Adian Warga dusun I desa Keban Jati yang dipercaya melakukan tradisi bcanang oleh kades Keban Jati Danial bercerita bahwa bcanang sudah ada sejak dulu, tapi uniknya kebanyakan yang jadi petugas bcanang ada pedatang dari Jawa.
Tidak heran awal kalimat yang disuarakan dimulai dari kata kabe-kabe (artinya seluruh). Contoh yang diumumkan tradisi bcanang. “Kabe-kabe, kamu didusun ini, aku diajuk kades datang keghumanye milu vaksin aghi kamis akap pagi” yang artinya semuanya, anda dikampung ini, aku disuruh kades datang kerumahnya mengikuti vaksin hari kamis besok pagi.
Alat yang dipakai berupa gribo (derijen air) ukuran 5 liter, kadang memakai bekas kaleng biskuit yang besar yang dipukul dengan kayu dengan tata cara atau irama tertentu.
Seyogyanya alat yang dipakai berupa kentongan yang terbuat dari bambu dan alat pukul dari kayu keras yang dibuat sedemikian rupa sebagai alat memukul kentongan.
Noperman Subhi camat Paiker berharap tradisi tetap terpelihara sebagai kearifan lokal. Sebenarnya banyak tradisi di desa yang masih relevan dengan kehidupan kini yang mulai hilang, masyarakat terlalu mengikuti tata kehidupan masyarakat luar Paiker, khususnya masyarakat kota.
Adian yang juga sebagai hansip (petugas linmas) desa yang diminta pendapatnya merasa senang diberi tugas bcanang dan bekerja dengan ikhlas disela sebagai petani penggarap sawah dan kebun kopi. (Tom)
Tinggalkan Balasan